Saturday, 12 April 2014

TINJAUAN ATAS PROSES AUDIT - Gambaran Umum/Pengertian/Proses/Pengaruh (Tugas Kuliah MK. Akuntansi Pemeriksaan)

Bismillahirrahmanirrahim…

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Pada kesempatan ini kami akan membagikan sedikit materi berupa makalah tentang TINJAUAN ATAS PROSES AUDIT - Gambaran Umum/Pengertian/Proses/Pengaruh (Tugas Kuliah MK. Akuntansi Pemeriksaan)...
Semoga Bermanfaat.. Selamat membaca...


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem,proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompoten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor.
Secara umum audit atau pemeriksaan adalah proses sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang kompoten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Suatu Pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dg tujuan untuk dapat memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Dalam audit keuangan (Financial audit) kegiatan penelusuran ditujukan pada pencarian bahanpembuktian keuangan sesuai dengan laporan keuangan, karena obyek audit adalah data-data akuntansi,maka auditor dituntut untuk memahami kaedah prinsip akuntansi.

B.       Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah Gambaran Umum Proses Audit
2.      Apa saja pengaruh industri terhadap sistem informasi
3.      Apa yang dimaksud Asersi Manajemen
4.     Bagaimana cara mengevaluasi bukti audit yang diperoleh serta mengkomunikasikan temuan-temuan pada bukti audit ?
C.      Maksud Dan Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui bagaimanakah gambaran umum proses audit
2.      Untuk memahami apa saja pengaruh industri terhadap sistem informasi
3.      Untuk memahami apa yang dimaksud Asersi Manajemen
4.  Untuk mengetahui bagaimana cara mengevaluasi bukti audit yang diperoleh serta mengkomunikasikan temuan-temuan pada bukti audit .


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Gambaran Umum Proses Audit
Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam senua hal yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).Prosess diagonostik untuk membuat pertimbangan tentang akun yang mungkin mengandung salah saji yang material serta memperoleh bukti tentang penyajian yang wajar dalam laporan keuangan melibatkan sejumlah langkah.
Makalah ini berfokus pada tujuh langkah pokok yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit laporan keuangan:
1.      Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri
2.      Mengindefikasi asersi laporan keuangan yang relevan
3.      Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna laporankeuangan
4.      Membuat keputusan tentang komponen risiko audit
5.     Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk memahamipengendalian intern, melaksanakan pengujian pengendalian, dan melaksanakan pengujian substantif
6.      Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah
7.      Mengkomunikasikan temuan-temuan.
B.       Pengetahuan Tentang Bisnis Dan Industri
Pemahaman bisnis dan idustri klien sangatlah penting bagi para auditor untuk menelusuri dan mengelompokkan industri-industri tersebut sebagai bahan perencanaan audit.Auditor perlu memahami peristiwa-peristiwa, transaksi-transaksi, dan praktik-praktik yang dapat berpengaruh secara signifikan pada laporan keuangan.Pengelompokan ini mendorong mereka untuk saling berbagi pengetahuan tentang penggerak ekonomi yang mendasari profitabilitas industri dan untuk mengembangkan keahlian yang mendalam tentang praktik terbaik dalam suatu industri.Oleh karena itu, banyak CPA yang mengambil spesialisasi untuk memahami bidang akuntansi keuangan, perpajakan, serta konsultasi masalah-masalah bagi beberapa industri dan tidak mengkhususkan diri pada bidang audit atau perpajakan saja.
a.         Mengembangkan Harapan Atas Laporan Keuangan
Mengembangkan harapan atas laporan keuangan melibatkan penggunaan pengetahuan tentang kinerja bisnis untuk mengembangkan harapan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan.Pertama, kesadaran terhadap kecenderungan dan faktor-faktor persaingan membantu auditor dalam mengembangkan harapan atas laporan keuangan dan untuk mengevaluasi risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan. Selanjutnya, perlu diamati bahwa dari daftar 10 pekerja swasta terbaik pada kebanyakan negara bagian dewasa ini, hanya sedikit saja perusahaan yang memiliki 10 pekerja swasta terbaik dari satu dekade sebelumnya.
b.        Pengaruh Industri Terhadap Sistem Informasi
Pemahaman atas bisnis dan industri akan membantu seorang auditor memahami masalah-masalah sistem informasi yang penting bagi seorang klien. Auditor harus senantiasa melakukan pendekatan audit dengan pemahaman praktik terbaik dalam industri terkait. Selanjutnya, auditor harus memahami implikasi pekerjaan audit apabila sistem informasi dan pengendalian intern perusahaan berbeda dari praktik industri pada umumnya.
c.         Mengevaluasi Kelayakan Estimasi Akuntan
Pengetahuan tentang bisnis dan industri akan membantu auditor dalam mengevaluasi kelayakan estimasi akuntansi serta representasi manajemen. Pemahaman audior tentang praktik bisnis dan tekanan persaingan dalam suatu industri akan menjadi dasar untuk menilai kelayakan penyajian klien dan membuat pertimbangan profesional yang bermutu tinggi atas laporan keuangan.
d.        Gaap Untuk Industri Spesifik
Terdapat banyak aspek kunci dalam GAAP yang digunakan secara khusus untuk industri tertentu. Banyak industri yang memiliki pedoman akuntansi dan audit yang spesifik, serta terdapat praktik akuntansi yang lazim lainnya bagi industri tertentu.
e.         Dasar Untuk Jasa Bernilai Tambah Lainnya
Pengetahuan tentang sumber daya dan proses inti dalam industri membantu dalam menilai kelayakan laporan keuangan dan membuat CPA mampu memberikan bantuan yang bernilai bagi manajemen dan dewan direksi, misalnya dalam menentukan apakah :
1.Manajemen telah mengevaluasi risiko bisnis secara benar.
2.Manajemen senantiasa memantau ukuran kinerja secara benara.
3.Sistem informasi klien telah cukup mendukung manajemen.
C.      Asersi Manajemen
Laporan keuangan terdiri dari asersi manajemen yang eksplisit dan implisit.Asersi ini merupakan hal yang penting karena menjadi pedoman auditor dalam pengumpulan bukti. Auditing Standards Board (ASB) dalam SAS 31, Evidential Matter (AU 326.03), telah mengakui 5 kategori asersi laporan keuangan sebagai berikut :
1.    Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence)
Berkaitan dengan apakah aktiva atau kewajiban entitas memang benar-benar ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat benar-benar telah terjadi delama periode tersebut.
2.    Kelengkapan (completeness)
Berkaitan dengan apakah semua transaksi dan akun yang harus disajikan dalam laporan keuangan benar-benar telah dicantumkan.
3.    Hak dan kewajiban (rights ang obligations)
Berkaitan dengan apakah aktiva telah menjadi hak entitas dan hutang memang telah menjadi kewajiban entitas pada suatu tanggal tertentu.
4.    Penilaian atau alokasi (valuation or allocation)
Berkaitan dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban telah dicantumkan di dalam laporan keuangan dengan jumlah yang semestinya (telah ditentukan sesuai GAAP dan dicatat serta dihitung secara cermat.
5.    Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
Berkaitan dengan apakah komponen tertentu laporan keuangan telah digolongkan, diuraikan, dan diungkapkan sebagaimana mestinya.

D.      Materialitas
Pernyataan konsep PASB no.2 mendefinisikan materialisasi (materiality) sebagai “besarnya pengabaian atau salah saji informasi akuntansi yang dalam kaitannya dengan kondisi di sekitarnya, akan memungkinkan pertimbangan pihak yang berkepentinganyang mengandalkan informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh pengabaian atau salah saji tersebut”.
Bagaimana konsep materilalitas ini dapat mempengaruhi proses audit? Pertama, auditor membuat pertimbangan awal mengenai materialitas sementara ia merencankan perikatan untuk membuat keputusan penting tintang lingkup audit. Kedua, konsep materialitas iniu juga menjadi pedoman auditor ketika mengevaluasi temuan audit.Apabila digunakan teknik penarikan sampel, auditor harus memproyeksikan salah saji yang diketahui dalam sampel pada populasi secara keseluruhan. Keputusan materialitas ini merupakan elemen kunci bagi suatu audit, karena akan menjadi pedoman auditor pada berbagai keputusan berikutnya tentang apa yang penting tau tidak penting dalam pembentukan pendapat atas laporan keuangan.
E.       Risiko Audit
Risiko audit adalah risiko auditor tanpa sadar tidak melakukan modifikasi pendapat sebagaimana mestinya atas laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Dalam praktik, seorang auditor tidak hanya harus mempertimbangkan risiko audit untuk setiap saldo akun dan golongan transaksi saja, tetapi juga setiap asersi yang relevan dengan saldo akun dan golongan transaksi yang material. Para auditor menguraikan risiko audit sebagai suatu fungsi dari 3 komponen :
a.    Risiko Bawaan
Kerentanan suatu asersi terhadap kemungkinan salah saji yang material, dengan asumsi tidak terdapat pengendalian internal yang terkait.
b.   Risiko Pengendalian
Risiko terjadinya salah saji yang material dalam suatu asersi yang tidak akan dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern entitas.
c.    Risiko Deteksi
Risiko yang timbul karena auditor tidak dapt mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.

F.       Bukti Audit
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari: data akuntansi dan semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi auditor.
Data akuntansi berupa jurnal, buku besar, dan buku pembantu, serta buku pedoman akuntansi, memorandum, dan catatan tidak resmi, seperti daftar lembaran kerja (work sheet)  yang mendukung alokasi biaya, perhitungan dan rekonsiliasi secara keseluruhan merupakan bukti yang mendukung laporan keuangan.
Informasi penguat meliputi segala dokumen seperti cek, faktur, surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi, dan pernyataan tertulis dari pihak yang mengetahui; informasi yang diperoleh auditor melalui permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi, dan pemeriksaan fisik; serta informasi lain yang dikembangkan oleh atau tersedia bagi auditor yang memungkinkannya untuk menarik kesimpulan berdasarkan alasan yang kuat.

1.      Cukup atau Tidaknya Bukti Audit
Cukup atau tidaknya bukti audit berkaitan dengan kuantitas bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor. Pertimbangan profesional auditor memegang peranan yang penting. Ada beberapa factor yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menetukan cukup atau tidaknya bukti audit:
a.    Materialitas dan Resiko
Akun yang saldonya besar dalam laporan keuangan diperlukan jumlah bukti audit yang lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang bersaldo tidak material. Untuk akun yang memiliki kemungkinan tinggi untuk disajikan salah dalam laporan keuangan, jumlah bukti audit yang dikumpulkan oleh auditor umumnya lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang memilliki kemungkinan kecil untuk salah disajikan dalam laporan keuangan.
b.   Faktor Ekonomi
Pengumpulan bukti audit yang dilakukan oleh auditor dibatasi oleh dua faktor: waktu dan biaya. Jika dengan memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit dapat diperoleh keyakinan yang sama tingginya dengan pemeriksaan terhadap keseluruhan bukti, aditor memilih untuk memeriksa jumlah bukti yang lebih sedikit berdasarkan pertimbangan ekonomi: biaya dan manfaat (cost and benefit).
c.    Ukuran dan Karakteristik Populasi
Dalam pemeriksaan atas unsur-unsur tertentu laporan keuangan, auditor seringkali menggunakan sampling audit. Dalam sampilng audit, auditor memilih secara acak sebagian anggota populasi untuk diperiksa karakteristiknya. Umumnya, semakin besar populasi, semakin banyak jumlah bukti audit yang diperiksa oleh auditor.
Karakteristik populasi ditentukan oleh homogenitas anggota populasi. Jika auditor menghadapi populasi dengan anggota yang homogen, jumlah bukti audit yang dipilih dari populasi tersebut lebih kecil dibandingkan dengan populasi yang beranggotakan heterogen.

2.    Kompetensi Bukti Audit
Kompetensi bukti audit berhubungan dengan kualitas atau keandalan data akuntansi dan informasi penguat.Pengendalian intern yang kuat menyebabkan keandalan catatan akuntansi dan bukti-bukti lainnya yang dibuat dalam organisasi klien.Kompetensi informasi penguat dipengaruhi oleh beberapa faktor:
a.    Relevansi: bukti audit harus berkaitan dengan tujuan audit.
b.   Sumber : bukti audit yang berasal  dari sumber di luar organisasi klien pada umumnya merupakan bukti yang tingkat kompetensinya dianggap tinggi.
c.    Ketepatan waktu: berkaitan dengan tanggal berlakunya bukti yang diperoleh oleh auditor.
d.   Objektivitas : bukti objektif umumnya lebih andal dibandingkan dengan bukti yang bersifat subjektif

3.    Bukti Audit Sebagai Dasar yang Layak untuk Menyatakan Pendapat Auditor
Pertimbangan auditor tentang kelayakan bukti audit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a.    Pertimbangan professional, merupakan salah satu faktor yang menentukan keseragaman penerapan mutu dan jumlah bukti yang diperlukan dalam audit.
b.   Integritas manajemen, auditor akan meminta bukti kompeten jika terdapat keraguan terhadap integritas manajemen.
c.    Kepemilkikan publik versus terbatas, auditor memerlukan tingkat keyakinan yang lebih tinggi dalam audit atas laporan keuangan perusahaan publik dibandingkan dengan audit atas laporan keuangan perusahaan yang dimiliki oleh dikalangan terbatas.
d.   Kondisi keuangan, auditor harus mempertahankan pendapatnya atas laporan keuangan auditan dan mutu pekerjaan audit yang telah dilaksanakan sekalipun jika perusahaan yang telah diaudit mengalami kesulitan keuangan ataupun kebangkrutan.

4.    Tipe Bukti Audit
Tipe bukti audit dikelompokan menjadi 2 yaitu tipe data akuntansi dan tipe informasi penguat.
a.    Tipe Data Akuntansi
1)   Pengendalian Intern Sebagai Bukti
Pengendalian intern yang dibentuk dalam setiap kegiatan perusahaan dapat digunakan untuk mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Auditor harus mengetahui bahwa klien telah merancang pengendalian intern dan telah melaksanakannya dalam kegiatan usahanya setiap hari, hal ini merupakan bukti yang kuat bagi auditor mengenai keandalan informasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan.
2)   Catatan Akuntansi Sebagai Bukti
Auditor melakukan verifikasi terhadap suatu jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan, dengan melakukan penelusuran kembali jumlah tersebut melalui catatan akuntansi. Dengan demikian, catatan akuntansi merupakan bukti audit bagi auditor mengenai pengolahan transakasi keuangan yang telah dilakukan oleh klien.
b.   Tipe Informasi Penguat
1)   Bukti Fisik
Bukti fisik adalah bukti audit yang diperoleh dengan cara inspeksi atau perhitungan aktiva berwujud. Pengamatan fisik terhadap suatu aktiva merupakan cara untuk mengidentifikasi sesuatu yang diperiksa, untuk menentukan kuantitas, dan merupakan suatu usaha untuk menentukan mutu atau keaslian kekayaan tersebut.
2)   Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter adalah bukti yang terbuat dari kertas bertuliskan huruf dan atau angka atau symbol-simbol yang lain. Menurut sumbernya, bukti dokumenter dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
·         Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang bebas yang dikirimkan langsung kepada auditor.
·         Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar yang bebas yang dismpan dalam arsip klien.
·         Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan dalam organisasi klien.

3)   Perhitungan Sebagai Bukti
Perhitungan yang dilakukan sendiri oleh auditor, dapat berupa:
·         Footing, yaitu pembuktian ketelitian penjumlahan vertikal.
·         Cross-footing, yaitu pembuktian ketelitian penjumlahan horizontal.
·         Pembuktian ketelitian perhitungan biaya depresiasi dengan cara menggunakan tarif depressiasi yang digunakan oleh klien.
·         Pembuktian ketelitian penentuan taksiran kerugian piutang usaha, laba per saham yang beredar, taksiran pajak perseroan, dan lain-lain.
4)   Bukti Lisan
Dalam rangka mengumpulkan bukti, auditor banyak meminta keterangan secara lisan dari klien terutama para manajer. Jawaban lisan yang diperoleh dari permintaan keterangan tersebut merupakan tipe bukti lisan.
5)   Perbandingan
Untuk menentukan akun atau transaksi yang akan dipisahkan guna penyelidikan yang lebih intensif, auditor melakukan analis terhadap perbandingan setiap aktiva, utang, penghasilan, dan biaya dengan saldo yang berkaitan dalam tahun sebelumnya.
6)   Bukti dari Spesialis
Spesialis adalah seorang atau perusahaan yang memiliki keahlian atau pengetahuan khusus dalam bidang selain akuntansi dan auditing.Pada umumnya spesialis yang digunakan oleh auditor bukan orang atau perusahaan yang mempunyai hubungan dengan klien. Penentuan persyaratan keahlian dan nama baik spesialis sepenuhnya berada ditangan auditor. Jika auditor menerima hasil penemuan spesialis sebagai bukti audit yang kompeten, hasil kerja spesialis tersebut tidak perlu disebut dalam laporan auditor yang berisi pendapat wajar. Jika auditor puas dengan hasil penemuan spesialis, dan jika ia memberikan pendapat selain pendapat wajar, maka ia dapat menunjukkan hasil pekerjaan spesialis tersebut untuk mendukung alasan tidak diberikan pendapat wajar dalam laporan auditnya.




5.      Pengklasifikasian Prosedur Audit
a.      Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman
Dalam melaksanakan audit, seorang auditor biasanya melaksanakan prosedur untuk memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien berikut faktor-faktor yang dapat mempengaruhi risiko bawaan pada asersi laporan keuangan.
1)      Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian dilakukan untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas rancangan dan operasi kebijakan dan prosedurstruktur pengendalian intern.
2)      Pengujian Substantif
·      Prosedur analitis
Meliputi penggunaan perbandingan untuk menilai kewajaran, misalnya membandingkan saldo suatu akun dengan data nonkeuangan yang terkait dengan saldo akun tersebut, seperti penjualan lantai toko pengecer per kaki persegi.
·      Pengujian terinci atas transaksi
Meliputi pemeriksaan dokumen pendukung dari setiap satuan transaksi yang dibukukan pada sebuah akun tertentu, misalnya melakukan pemeriksaan dokumen pendukung untuk sisi debet akun piutang usaha terhadap ayat jurnal pada jurnal penjualan serta faktur pendukung penjualan.
·      Pengujian terinci atas saldo
Meliputi pemeriksaan dokumen pendukung untuk saldo akhir secara langsung, misalnya melakukan konfirmasi langsung kepada salah seorang pelanggan tentang saldo piutang usaha.

G.      Mengevaluasi Bukti Audit Yang Diperoleh
Pertimbangan Jasa Bernilai Tambah
Para CPA yang melaksanakan audit telah memperoleh penghargaan publik, bukan saja karena kemampuan mereka untuk mengaudit laporan keuangan, namun juga karena ketajaman bisnis mereka yang menyeluruh. Agar dapat melaksanakan audit laporan laporan keuangan secara efektif, seorang CPA harus mampu :
·      Menerapkan peraturan etika pada profesi.
·      Memahami sasaran dan tujuan entitas dan menemukan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan.
·      Memahami alur transaksi dan sistem informasi klien, serta mengantisipasi bagaimana keseluruhan transaksi akan mempengaruhi entitas.
·      Memahami struktur pengendalian intern perusahaan dan mengevaluasi bagaimana tingkat manfaat yang dapat diberikan pada perusahaan.
·      Menilai risiko, memverifikasi asersi manajemen, dan mendokumentasikan kesimpulan audit.
·      Mengevaluasi arus kas, profitabilitas, likuiditas, solvensi, siklus operasi, serta kinerja klien dalam lingkungan industri secara relatif terhadap para pesaingnya.

a.    Tolak Ukur Kinerja Perusahaan Dan Pengukuran Kinerja
Auditor seringkali membandingkan tolak ukur kinerja perusahaan secara relatif dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Biasanya auditor memiliki akses ke statistik dan informasi industri tentang kinerja perusahaan terbaik dalam suatu industri.
b.   Perencanaan Bisnis
CPA seringkali membantu dengan cara melakukan review rencana bisnis dan memberikan saran tentang bagaimana rencana bisnis dapat ditingkatkan.
c.    Pengukuran Risiko
Pengukuran risiko merupakan jasa bernilai tambah yang penting di mana auditor sering memliki pengetahuan khusus tentang industri.Identifikasi risiko adalah sebuah langkah penting dalam mengelola risiko.
d.   Penilaian Bisnis
Bisnis seringkali dinilai dengan menggunakan kombinasi dari 3 metode, yaitu metode
·         Nilai pasar dari aktiva bersih
·         Arus kas yang didiskontokan
·         Harga laba berganda
e.    Rancangan Dan Keandalan Sistem Informasi
Para auditor sangat mahir dalam mengevaluasi sistem pengendalian intern dan sistem informasi perusahaan.Melalui evaluasi tersebut, auditor dapat memberika saran untuk meningkatkan keandalan sistem informasi yang digunakan untuk membuat keputusan bisnis.

H.      Mengkomunikasikan Temuan-Temuan
1.    Laporan Auditor Atas Laporan Keuangan
Komunikasi temuan-temuan audit yang utama dimjuat dalam laporan auditor atas laporan keuangan. GAAS menyatakan bahwa auditor akan menerbitkan laporan yang memuat pernyataan pendapat tentang laporan keuangan secara menyeluruh, atau menyatakan bahwa tidak dapat meberikan pendapat atas laporan keuangan.
2.    Komunikasi Lain Yang Diperlukan
Di samping menerbitkan laporan atas laporan keuangan, standar profesional mengharuskan auditor membahas masalah-masalah tertentu dengan komite audit, atau dengan orang-orang dari tingkat wewenang dan tanggung jawab yang setara dengan komite audit (dewan direksi, dewan perwalian, atau seorang pemilik pada perusahaan perorangan). Masalah-masalah tersebut adalah :
·       Pengendalian intern
·       Kebijakan akuntansi yang signifikan
·       Pertimbangan manajemendan estimasi akuntansi
·       Penyesuaian audit yang signifikan
·       Informasi lain yang dimuat dalam laporan keuangan yang telah diaudit
·       Perbedaan pendapat dengan manajemen
·       Konsultasi dengan akuntan lain
·       Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit
3.    Komunikasi Temuan-Temuan Lain
Apabila sebuah periktan telah diselesaikan, biasanya akan diikuti dengan penyusunan laporan tertulis kepada klien. Laporan-laporan ini dapat bervariasi secara signifikan bergantung pada sifat perikatan, namun biasanya memuat sebuah uraian tentang :
·       Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan
·       Temuan-temuan
·       Kesimpulan



BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Tujuh langkah pokok yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit laporan keuangan:
1.      Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri
2.      Mengindefikasi asersi laporan keuangan yang relevan
3.      Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna laporankeuangan
4.      Membuat keputusan tentang komponen risiko audit
5.     Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk memahamipengendalian intern, melaksanakan pengujian pengendalian, dan melaksanakan pengujian substantif
6.      Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah
7.      Mengkomunikasikan temuan-temuan.


No comments: