Bismillahirrahmanirrahim…
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Pada
kesempatan ini kami akan membagikan sedikit materi berupa Makalah Tentang Pendapatan - Pengertian, Karakteristik, Kriteria Pengakuan Pendapatan, Pengukuran dan Pengakuan...
Semoga Bermanfaat.. Selamat membaca...
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seperti
asset dan kewajiban, pembahasan pendapatan akan dibahas lebih dalam karena
sifatnya sebagai penyebab perubahan ekuitas, masalah pengertian dan pengakuan
pendapatan menjadi masalah kritis dalam pembahasan ini.
B.
Perumusan Masalah
Untuk
memudahkan pembaca memahami isi makalah, penulis mencoba mempersempit
uraian-uraian dalam makalah ini menjadi beberapa garis besar yang pada intinya
membahas:
A.
Pengertian
pendapatan.
B.
Karakteristik
pendapatan.
C.
Kriteria pengakuan pendapatan.
D.
Pengukuran
dan pengakuan pendapatan menurut standar
akuntansi keuangan no. 23.
C. Tujuan Penulisan
Secara umum, makalah ini bertujuan
untuk memberikan sebuah pemaparan tentang pengertian pendapatan, apa saja
karakteristik pendapatan, beserta kriteria pengakuan pendapatan, dan bagaimana
pengukuran dan pengakuan pendapatan menurut standar akuntansi keuangan no. 23.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendapatan
Akuntansi merupakan kegiatan
jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha tertentu.
Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca,
laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan
serta catatan atas laporan keuangan.
Neraca menunjukkan posisi
keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu, dimana informasi yang
tersedia berupa informasi harta, kewajiban serta modal. Perhitungan laba rugi
menunjukkan pendapatan yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan serta hasil usaha
yang diperoleh dalam suatu periode yang terakhir pada tanggal yang tertera di
neraca. Laporan perubahan posisi keuangan menyajikan kegiatan pembiayaan dan
investasi perusahaan.
Dalam beberapa dasawarsa
belakangan ini, perhatian pada perhitungan laba rugi semakin dirasakan
manfaatnya. Dengan adanya informasi mengenai pendapatan, maka dapat
membandingkan antara modal yang tertanam dengan penghasilan sebagai alat untuk
mengukur kinerja efisiensi perusahaan dan dapat memprediksi distribusi dividen
di neraca yang akan datang.
Pendapatan sebagai salah
satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian
yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya
dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri.
Secara garis besar konsep pendapatan
dapat ditinjau dua segi, yaitu :
1. Menurut ilmu ekonomi
2. Menurut ilmu akuntansi
1.
Menurut ilmu ekonomi
Pendapatan menurut ilmu
ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam
suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti
keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif
pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan
adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang
diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
Definisi pendapatan menurut
ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan
badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir
periode. Secara garis besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal
periode ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan
hutang.
2.
Menurut ilmu akuntansi
Banyak konsep pendapatan
didifinisikan dari berbagai literatur akuntansi dan teori akuntansi. Namun pada
dasarnya konsep pendapatan dapat ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu :
Pandangan yang menekankan pada
pertumbuhan atau peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari
kegiatan operasional perusahaan. Pendekatan yang memusatkan perhatian kepada
arus masuk atau inflow adalah Revenue is an inflow of assets in the form of
cash, receivables of other property for customer or client, which results from
sales of merchandises or rendering of services, or from investment for
instance, interest may be carned on bonds or saving deposit. Pandangan yang
menekankan kepada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyerahan
barang dan jasa atau outflow.
Vernon
Kam
menyatakan Revenue is the gross increase in the value of asset and capital and
that the increase eventually pertain to cash.
For the primary operations of the
business, the cash inflow is created mainly by the production and sale of the
output of the firm.
Kam berpendapat,
bahwa pendapatan adalah kenaikan kotor dalam jumlah atau nilai aktiva dan
modal, dan biasanya kenaikan tersebut berwujud aliran kas masuk ke unit usaha.
Aliran kas masuk ini terjadi terutama akibat penciptaan melalui produksi dan
penjualan output perusahaan.
Konsep
dasar pendapatan pada dasarnya adalah suatu proses mengenai arus
penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jangka waktu tertentu. The
basic concept of revenue is that it is a flow process the creation of goods and
services by an enterprises during specific internal of time. Konsep pendapatan
sering dilihat melalui pengaruhnya terhadap ekuitas pemilik. Berbagai definisi
yang timbul sering merupakan kombinasi konsep-konsep tersebut.
FASB
SFAC No.6
memberikan pemahaman pendapatan adalah Revenues are inflow or other enhancemant
of assets of an entity or settlements of it’s liability (or combination of
both) from delivery or producing goods, rendering, services, or other
activities that constitute the entity’s on going major or central operations.
Definisi di atas, menekankan pengertian
pendapatan pada arus masuk penambahan lain atas aktiva suatu entitas atau
penyelesaian kewajiban-kewajibannya atau kombinasi keduanya yang berasal dari
penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau kegiatan-kegiatan lain
yang merupakan operasi inti.
Dari kutipan di atas, dapat dilihat
bahwa ada dua penggolongan mengenai pendapatan, yaitu penggolongan secara luas
dan secara sempit. Pendapatan secara luas menitikberatkan kepada keseluruhan
kegiatan perusahaan yang menghasilkan kenaikan aktiva atau berkurangnya hutang
dan dapat merubah modal pemiliknya. Keseluruhan kegiatan perusahaan itu terdiri
dari kegiatan utama dan kegiatan lain di luar kegiatan utama.
Pemfokusan kegiatan perusahaan terhadap
kegiatan utama yang berakibat kepada kenaikan aktiva atau pengurangan hutang
dan yang dapat merubah modal tersebut pendapatan dalam arti sempit.
B. KARAKTERISTIK PENDAPATAN
Pendapatan diakibatkan oleh
kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk
mempertahankan diri dan pertumbuhan. Seluruh kegiatan perusahaan yang
menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebur earning process. Secara garis
besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau
pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. The
activity of earning process creates two effect, possitive stream (revenues and
gains) and negative stream (expenses and loses).
Selisih dari keduanya nantinya menjadi
laba atau income dan rugi atau less. Pendapatan umumnya digolongkan atas
pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan dan pendapatan yang
bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan.
Pendapatan dari kegiatan normal
perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang ataupun jasa yang
berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal
dari kegiatan normal perusahaan adalah hasil di luar kegiatan utama perusahaan
yang sering disebut hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya
dimasukkan ke dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan
deviden.
Ada beberapa karakteristik tertentu dari
pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke
perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan.
Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan
kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses
penandingan.
1. Sumber pendapatan
Jumlah rupiah perusahaan bertambah
melalui berbagai cara tetapi tidak semua cara tersebut mencerminkan pendapatan.
Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan dapat berasal dari transaksi modal;
laba dari penjualan aktiva yang bukan barang dagangan seperti aktiva tetap;
surat berharga; ataupun penjualan anak atau cabang perusahaan; hadiah,
sumbangan atau penemuan; revaluasi aktiva tetap; dan penjualan produk
perusahaan. Dari semua transaksi di atas, hanya transaksi atas penjualan produk
saja yang dapat dianggp sebagai sumber utama pendapatan walaupun laba atau rugi
mungkin timbul dalam hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk utama
perusahaan.
2. Produk dan kegiatan utama perusahaan
Produk perusahaan mungkin berupa barang
ataupun dalam bentuk jasa. Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan
berbagai macam produk atau baik berupa barang atau jasa atau keduanya yang
sangat berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi perusahaan.
Terkadang, produk yang dihasilkan secara
insidental bila dihubungkan dengan kegiatan utama perusahaan atau yang timbul
tidak tetap, sering dipandang sebagai elemen pendapatan non operasi, maka
pemberian pembatasan tentang epndapatan sangat perlu, untuk itu produk
perusahaan harus diartikan meliputi seluruh jenis barang atau jasa yang
disediakan atau diserahkan kepada konsumen tanpa memandang jumlah rupiah
relatif tiap jenis produk tersebut atau sering tidaknya produk tersebut atau
sering tidaknya produk tersebut dihasilkan.
3. Jumlah rupiah pendapatan dan proses
penandingan
Pendapatan
merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali kuantitas terjual.
Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah
pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan. Laba atau rugi yang
terjadi baru akan diketahui setelah pendapatan dan beban dibandingkan. Setelah
biaya yang dibebankan secara layak dibandingkan dengan pendapatan maka
tampaklah jumlah rupiah laba atau pendapatan neto.
C. KRITERIA PENGAKUAN PENDAPATAN
Pengakuan sebagai pencatatan suatu item
dalam perkiraan-perkiraan dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban,
pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Pengakuan itu termasuk penggambaran
suatu item baikd alam kata-kata maupun dalam jumlahnya, dimana jumlah mencakup
angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Empat kriteria mendasar yang
harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui adalah :
1.
Definsi item dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh
unsur laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban,
keuntungan dan kerugian.
2.
Item tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal,
yaitu karakteristik, sifat atau aspek yang dapat dikuantifikasi dan diukur.
3.
Relevansi informasi mengenai item tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam
pengambilan keputusan.
4.
Reliabilitas informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar
dapat diuji, dan netral.
Empat
kriteria pengakuan di atas, diterapkan pada semua item yang akan diakui pada
laporan keuangan. Namun SFAC No.5 menyatakan persyaratan yang lebih mengikat
dalam hal pengakuan komponen laba dan pada pengakuan perubahan lainnya dalam
aktiva atau kewajiban.
Sebagai
tambahan pada empat kriteria pengakuan secara umum yang telah dijelaskan
sebelumnya, pendapatan dan keuntungan umumnya diakui apabila :
1.
Pendapatan dan keuntungan tersebut telah direalisasikan.
2. Pendapatan
dan keuntungan tersebut telah dihasilkan karena sebagian besar dari proses
untuk menghasilkan laba telah selesai.
Pendapatan
direalisasikan ketika kas diterima untuk barang dan jasa yang dijual.
Pendapatan itu dapat direalisasikan ketiga klaim atas kas (misalnya, aktiva non
kas seperti piutang usaha atau wesel tagih) diterima yang ditentukan dapat
segera dikonversikan ke dalam kas tertentu.
Kriteria
ini juga dipenuhi jika produk tersebut adalah suatu komoditas, seperti emas,
dimana ada pasar publik untuk jumlah tak terhingga, dan produk tersebut dapat
dibeli dan dijual pada harga pasar yang telah diketahui.
Pendapatan
dihasilkan ketika perusahaan secara mendasar menyelesaikan semua yang harus
dilakukannya agar dikatakan menerima manfaat dari pendapatan yang terkait.
Secara umum pendapatan diakui ketiga proses menghasilkan laba diselesaikan atau
sebenarnya belum diselesaikan selama biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proses menghasilkan laba dapat diestimasi secara tepat.
D. PENGUKURAN
DAN PENGAKUAN PENDAPATAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 23.
Kemampuan dari akuntansi memberi suatu
informasi yang baik dapat dilihat dari kemampuannya untuk memberikan konsep
pengakuan pendapatan dengan tepat sehingga membantu pemakai dalam mengambil
keputusan.
Standar Akuntansi Keuangan NO.23
mendefinisikan pendapatan sebagai berikut :
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu
periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal
dari kontribusi penanaman modal.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
diterima perusahaan itu sendiri, di luar dari pernyataan di atas yang tidak
memiliki manfaat ekonomi dalam peningkatan ekuitas bagi perusahaan dikeluarkan
dari pendapatan.
Saat menentukan pendapatan diakui dapat
ditinjau dari besar kemungkiman manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke
perusahaan dapat diukur dan diprediksikan dengan normal.
1. Pengukuran pendapatan
Pendapatan harus diukur dengan nilai
wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang
timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara
perusahaan dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur
dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan
dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh
perusahaan. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan
jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang
dapat diterima. Namun jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah
nominal, maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. Nilai wajar
disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah dimana kegiatan mungkin ditukarkan atau
suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memakai dan berkeinginan untuk
meakukan transaksi wajar, kemungkinan kurang dari jumlah nominal kas yang
diterima atau dapat diterima.
Barang yang dijual atau jasa yang
diberikan untuk diperkirakan atau barter dengan barang atau jasa yang tidak
sama, maka pertukaran dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan.
Tetapi bila barang atau jasa yang dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan
sifat dan nilai yang sama maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai
transaksi yang mengakibatkan pendapatan.
2. Pengakuan pendapatan
Pendapatan yang timbul dari kegiatan
normal perusahaan memiliki identifikasi tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria
pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap
transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria
pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara
terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari
transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau
lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa
sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian
transaksi tertentu secara keseluruhan.
Masalah pengukuran dan pengakuan
pendapatan
a. Masalah pengukuran pendapatan
Pengukuran akuntansi haruslah diarahkan
ke penyajian informasi yang relevan untuk penggunaan yang ditetapkan.
Pembatasan data yang tersedia dan ciri-ciri tertentu dari lingkungan membatasi
keakuratan dan keterandalan pengukuran. Oleh sebab itu keterbatasan ini harus dikemukakan
secara eksplisit dan dipertimbangkan dalam pengembangan prinsip serta prosedur
akuntansi, karena kendala-kendala ini tidak dapat dibuang oleh lingkungan atau
kurangnya alat pengukur memadai.
Nilai tukar produk atau jasa sebagai
hasil penjualan perusahaan merupakan ukuran terbaik dan paling objektif bagi
pendapatan. Penentuan satuan ukur untuk pendapatan secara umum dinyatakan
dengan jumlah uang atau unit moneter. Penentuan ini menimbulkan masalah, oleh
sebab itu adanya penurunan atau kenaikan daya beli umum sepanjang waktu.
Keterbatasan pengukuran pendapatan dapat
timbul karena data akuntansi disajikan berdasarkan asumsi bahwa data itu
relevan. Meramalkan pada masa yang akan datang pada umumnya tidak pasti, maka
sulit menetapkan pengukuran yang relevan untuk tujuan ini.
Namun, ketidakmampuan untuk membuat
pengukuran pendapatan yang terandal dan atribut khusus yang dianggap relevan
dapat juga disebab oleh kurangnya teknik pengukuran yang terandal dan
ketidakmampuan untuk menemukan prosedur pengukuran pendapatan yang menjelaskan
secara layak atribut yang sedang diukur.
b.
Masalah pengakuan pendapatan
Pada penjelasan sebelumnya konsep
pendapatan hingga saat ini sulit dirumuskan oleh para ahli ekonomi maupun
akuntansi, hal ini disebabkan pendapatan menyangkut prosedur tertentu,
perubahan nilai tertentu dan waktu pendapatan harus dilaporkan.
Didalam definisi pendapatan sebagai
produk perusahaan dalam mengukur dan melaporkan pendapatan masih menghadapi
masalah. Suatu alternatif pengakuan pendapatan pada waktu penyelesaian kegiatan
utama ekonomi adalah konsep pelaporan pendapatan berdasarkan kejadian kritis
atau yang paling menentukan, dengan kata lain sebagian pendapatan diakui
kemudian jika fungsi atau kegiatan ekonomi tambahan akan terjadi kemudian.
Sebaliknya bahwa nilai tambahan oleh
perusahaan seharusnya dialokasikan beberapa titik waktu, bahkan jika
pertambahan nilai oleh perusahaan dilaporkan pada satu titik waktu saja maka
jumlah pendapatan yang ditunjukkan oleh pertambahan nilai karena faktor-faktor
ekonomi lainnya harus dilaporkan pada satu titik waktu saja. Walaupun
pendapatan yang ditunjukkan oleh pertambahan nilai karena faktor-faktor lainnya
sesuah pengakuan utama. Inilah konsep nilai bersih yang dapat direalisasikan
yaitu harga penjualan tunai akhir dikurangi biaya tambahan untuk memproduksi
dan menjual.
Dari berbagai istilah dan penjelasan
mengenai pengakuan pendapatan yang dijelaskan oleh para ahli dan pakar
akuntansi terlihat dengan jelas bahwa hingga saat ini belum ada kesepakatan
diantara para ahli berkaitan dengan masalah pengakuan pendapatan, hal ini
mungkin saja disebabkan perbedaan geografis dan keadaan, serta praktek-praktek
yang akan dihadapi di masing-masing daerah atau negara. Untuk itu bagi
perusahan dalam menggunakan konsep pengakuan pendapatan memilih salah satunya
dalam menggunakan konsep pengakuan pendapatan dan diharapkan diterapkan secara
konsisten dalam perusahaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Teori tentang pendapatan menyangkut masalah definisi (pengertian) ,
karakteristik pendapatan, pengakuan dan masalah yang berhubungan dengan
pendapatan itu sendiri. Pendapatan adalah produk perusahaan sebagai hasil dari
upaya produktif. Pendapatan di ukur dengan jumlah rupiah aset baru yang
diterima dari pelanggan.
B.
Saran
Sebagai
pelajar kita tentunya harus terus mempelajari dan mencari pemecahan masalah
yang berhubungan dengan pendapatan itu sendiri, karena sampai saat ini masih
terjadi banyak silang pendapat mengenai masalah yang berhubungan dengan
pendapatan itu sendiri baik dari segi pengertian, pengakuan, dan lain
sebagainya.
No comments:
Post a Comment