Showing posts with label akuntansi dasar. Show all posts
Showing posts with label akuntansi dasar. Show all posts

Sunday, 21 June 2020

Mengenal akuntansi publik, akuntansi pemerintahan dan akuntansi bisnis (materi dasar akuntansi)

Bismillahirrahmanirrahim…

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Pada kesempatan ini kami akan membagikan sedikit materi pembelajaran tentang Akuntansi Sektor Publik (ASP)/ Akuntansi Publik/ Akuntansi Pemerintahan/ Ect.

Kadang dalam sebuah pertemuan pembelajaran sering muncul pertanyaan mengenai apa yang akan dipelajari untuk apa (mengapa) dan lain sebagainya. Tak dapat dipungkiri kami pun dahulu mempertanyakan hal tersebut agar kedepannya kita lebih terarah dalam belajar, karena dengan mengetahui hal tersebut kita bisa mengetahui tujuan kita memperlajari sesuatu.

Pertama-tama kita pasti sudah mengetahui tentang akuntansi diluar sektor publik, yakni akuntansi sektor bisnis (perusahaan)/ saya lebih sering menyebutnya akuntansi “Umum”.

Jika kita merujuk pada akuntansi perusahaan (bisnis) maka dapat kita menyimpulkan bahwa jika perusahaan ini dipandang dari sisi kepemilikan. Maka perusahaan bisa dibedakan antara perusahaan Perseorangan, Persekutuan dan Perseroan. Namun kebanyakan yang sering kita pakai dalam pembelajaran yakni perusahaan jasa, dagang dan manufaktur. Selanjutnya dalam jenis perusahaan PT ada perusahaan yang sudah “Go Public’… nah dari sini sudah mulai bertanya-tanya apa gerangan arti public it?!..

Lebih jauh jika kita menelururi kata Publik dan hal ini jika dikaitkan dengan sektor keuangan maka yang akan terlintas dibenak kita adalah pemerintahan dalam hal ini dari sektor akuntansinya. Karena disuatu tempat (negara) penyedia keperluan publik adalah pemerintah (penguasa).

Akuntansi dan Akuntasi Sektor Publik

Akuntansi bisa didefinisikan sebagai sebuah seni, Ilmu (science), maupun perekayasaan (Technology). Namun, kita dapat mendefinisikan akuntansi sebagai sebuah proses, memandang akuntansi dari perspektif ini akan lebih memudahkan kita dalam memahami akuntansi sektor publik. Dimana  akuntansi dapat diartikan sebagai:

“akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi atau entitas yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka mengambil keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan” (American Accounting Association : 1966)

Dari definisi tersebut jelas bahwa salah satu yang harus kita pahami adalah tentang “organisasi atau entitas”. Organisasi jika dilihat dari tujuaannya dapat digolongkan menjadi organisasi yang bertujuan (bermotif) mencari Laba (keuntungan) dan organisasi yang bertujuan (bermotif) mencari selain laba. Akuntansi yang berujuan untuk mencari laba (keuntungan) kita kenal sebagai Akuntansi Sektor Bisnis, dan untuk organisasi yang bertujuan selain mencari laba (keuntungan) bisa dinamakan Akuntansi Sektor Publik (ASP). Dengan demikian dapat kita simpulkan ASP didefinisikan sebagai:

“suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi atau entitas public seperti pemerintah, LSM, dna lain-lain yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka mengambil keputusan ekonomi oleh pihak pihak yang memerlukan.”

Organisasi / entitas yang paling mudah ditemukan/dikenal adalah organisasi milik pemerintah, dan pada umumnya organisasi ini melakukan kegiatan ekonomi/keuangannya bebasis anggaran.  Jadi biasanya akan kita temui di organisasi ini system penganggaran, besaran Anggaran, realisasi anggaran dan lain sebagainya. Mungkin kita sering mendengar maupun membaca/menonton di media tentang APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) dan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), nah inilah salah satu bagian tak terpisahkan dari akuntansi sektor publik (ASP).

Pengguna Informasi Akuntansi (ASP)

Akuntansi akan menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan datang oleh para pengguna informasi tersebut tentunya. Pengguna informasi ini sering kita kelompokkan menjadi 2 jenis yaitu yang berasal dari dalam organisasi/instansi/entitas (Intern) dan yang berasal dari luar (ekstern). Dari sini pula, sakin pentingnya informasi tersebut sehingga setiap bagian dalam akuntansi memunculkan cabang ilmu penunjang lainnya (contoh: akuntansi manajemen, Sistem pengendalian manajemen akuntansi, akuntansi keuangan, Audit akuntansi dan lain sebagainya)

Akuntansi keuangan dapat menghasilkan sebuah informasi berupa laporan keuangan yang dapat dipakai sebagai acuan dalam pengambilan keputusan oleh pihak eksternal maupun internal. Seperti yang telah kita singgung diawal materi ini yakni Akuntansi sektor public (ASP) sangat berkaitan erat dengan masalah Anggaran, maka salah satu laporan keuangan utama dalam ASP adalah Laporan Realisasi Anggaran.

ASP Sebagai Suatu Ilmu (Konsep Dasar dan Standar yang Dipakai)

Sebagai sebuah ilmu, konsep dasar harus dipahami dan diketahui dengan baik, karena dari konsep dasar itulah nantinya akan menjadikan dasar pembuatan standar akuntansinya. Dan konsep/prinsip yang sering menjadi topik hangat di ASP adalah tentang Konsep/Basis akuntansi yang digunakan. Yakni berbasis akrual ataukah berbasis kas. Karena pada kenyataannya basis yang dipakai belum menentu dibeberapa kasus, berbeda dengan di sektor Akuntansi Bisnis, sdh mengadopsi akuntansi berbasis akrual. Adapun penjelasan tentang itu akan kami coba bahas di artikel yang lain.

Dalam setiap sektor, standar akuntansi akan sangat mempengaruhi praktek akuntansi yang dipakai. Karena ini berkaitan dengan sektor Publik (pemerintah) maka segala sesuatu yang dipakai harus berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku ditempat tersebut. Oleh karena itu, bisa kita pahami bersama mengapa sampai muncul sebuah peraturan pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). SAP selanjutkan akan diperinci lagi menjadi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP). PSAP inilah yang nantinya akan sering dibahas dan didiskusikan untuk lebih bisa memahami ASP.

Jika di ASP ada SAP dan PSAP, maka dalam akuntansi sektor bisnis dikenal Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Dalam beberapa keadaan/situasi ASP kadangkala mengambil beberapa kebijakan dalam PSAK dikarenakan beberapa sebab, jadinya kami berharap sebelum mempelajari ASP, maka pembaca diharapkan menguasai dasar dasar Akuntansi Keuangan juga (SAK/PSAK).

Perbedaan basis/standar yang dipakai nantinya akan berpengaruh dalam pengaplikasian/teknis/praktek akuntansi yang diambil, yang sudah barang pasti akan menghasilkan sesuatu yang berbeda pula.

Audit dalam Organisasi Sektor Publik

Akuntansi erat kaitannya dengan audit (pemeriksaan). Pada sektor public khususnya pemerintahan, jelas bahwa yang diakuntansikan adalah uang atau dana rakyat, untuk itu harus dikelolah dan dipertanggungjawabkan degan baik dan jelas. Dengan kata lain, pasti ada lembaga pemeriksanya (yang mengaudit) atas pengelolaan dana rakyat tersebut. Di Indonesia lembaga/organisasi yang dimaksud antara lain Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat (jenderal, provinsi, kabupaten dan Kota) ect. Dalam pemeriksaan nantinya mereka berpedoman pada sebuah standar yang telah dibuat oleh pemerintah. Karena pentingnya tugas yang dimiliki, maka dibutuhkan sebuah kinerja yang baik agar tidak terjadi penyelewengan kedepannya.

Penutup (kesimpulan)

ASP dengan segala ciri khasnya tidak terlepas dari jenis organisasinya yang memang agak berbeda. Karakteristik organisasi/instansi publik yang kompleks, rumit, penuh nuansa politik, dan kaku pada akhirnya akan berpengaruh dalam pengaplikasian ilmu akuntansinya.

Sebenarnya, persoalan ASP tidak hanya berlaku diorganisasi pemerintahan saja, namun juga berlaku pada organisasi pada tempat ibadah, partai politik, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), Perguruan Tinggi bentuk BLU, pemerintahan desa, Ect. Namun ditulisan ini mengambil latar pemerintahan karena itulah salah satu bagian ASP yang sering kita temui.

Jadi smoga melalui tulisan ini kami berharap para pembaca lebih tertarik mengenal ASP ini dan kedepannya tidak bingung lagi dalam membedakan antara ASP, Akuntansi pemerintahan dan akuntansi sektor bisnis (perusahaan/umum). Penulis juga berharap agar pembaca bisa memahami luasnya cakupan ASP dan bisa lebih menambah wawasan bahwa tenyata ASP sangat luas. Cakupan yang kami maksud yakni manajemen ASP, Keuangan ASP, Audit ASP, Ect.

Mungkin sekian dulu tulisan kami pada kesempatan kali ini lebih dan kurangnya mohon dimaafkan..

Smoga bisa memberi tambahan ilmu bagi pembaca yang budiman.. makasih.. wassalamualaikum..

 

Sumber:

Abdul Halim dan M Syam, 2013, Teori, Konsep dan apikasi ASP, Jakarta:salemba empat

Buku teori akuntansi. 2013. Penulis Suwardjono, Yogyakarta:BPFE

h. Buchari Alma, 2010. Pengantar bisnis penerbit alfabeta

 

Wednesday, 4 September 2013

Makalah Tentang Pendapatan - Pengertian, Karakteristik, Kriteria Pengakuan Pendapatan, Pengukuran dan Pengakuan

Bismillahirrahmanirrahim…

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Pada kesempatan ini kami akan membagikan sedikit materi berupa Makalah Tentang Pendapatan - Pengertian, Karakteristik, Kriteria Pengakuan Pendapatan, Pengukuran dan Pengakuan...

Semoga Bermanfaat.. Selamat membaca...


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Seperti asset dan kewajiban, pembahasan pendapatan akan dibahas lebih dalam karena sifatnya sebagai penyebab perubahan ekuitas, masalah pengertian dan pengakuan pendapatan menjadi masalah kritis dalam pembahasan ini.
B.      Perumusan Masalah
Untuk memudahkan pembaca memahami isi makalah, penulis mencoba mempersempit uraian-uraian dalam makalah ini menjadi beberapa garis besar yang pada intinya membahas:
A.    Pengertian pendapatan.
B.     Karakteristik pendapatan.
C.     Kriteria pengakuan pendapatan.
D.    Pengukuran dan  pengakuan pendapatan menurut standar akuntansi keuangan no. 23.
C.    Tujuan Penulisan
Secara umum, makalah ini bertujuan untuk memberikan sebuah pemaparan tentang pengertian pendapatan, apa saja karakteristik pendapatan, beserta kriteria pengakuan pendapatan, dan bagaimana pengukuran dan pengakuan pendapatan menurut standar akuntansi keuangan no. 23.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pendapatan
 Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan.
Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu, dimana informasi yang tersedia berupa informasi harta, kewajiban serta modal. Perhitungan laba rugi menunjukkan pendapatan yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan serta hasil usaha yang diperoleh dalam suatu periode yang terakhir pada tanggal yang tertera di neraca. Laporan perubahan posisi keuangan menyajikan kegiatan pembiayaan dan investasi perusahaan.
Dalam beberapa dasawarsa belakangan ini, perhatian pada perhitungan laba rugi semakin dirasakan manfaatnya. Dengan adanya informasi mengenai pendapatan, maka dapat membandingkan antara modal yang tertanam dengan penghasilan sebagai alat untuk mengukur kinerja efisiensi perusahaan dan dapat memprediksi distribusi dividen di neraca yang akan datang.
Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri.
Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :
1. Menurut ilmu ekonomi
2. Menurut ilmu akuntansi

1.      Menurut ilmu ekonomi
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara garis besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

2.      Menurut ilmu akuntansi

Banyak konsep pendapatan didifinisikan dari berbagai literatur akuntansi dan teori akuntansi. Namun pada dasarnya konsep pendapatan dapat ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu :
Pandangan yang menekankan pada pertumbuhan atau peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan. Pendekatan yang memusatkan perhatian kepada arus masuk atau inflow adalah Revenue is an inflow of assets in the form of cash, receivables of other property for customer or client, which results from sales of merchandises or rendering of services, or from investment for instance, interest may be carned on bonds or saving deposit. Pandangan yang menekankan kepada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyerahan barang dan jasa atau outflow.

Vernon Kam menyatakan Revenue is the gross increase in the value of asset and capital and that the increase eventually pertain to cash.
For the primary operations of the business, the cash inflow is created mainly by the production and sale of the output of the firm.
Kam berpendapat, bahwa pendapatan adalah kenaikan kotor dalam jumlah atau nilai aktiva dan modal, dan biasanya kenaikan tersebut berwujud aliran kas masuk ke unit usaha. Aliran kas masuk ini terjadi terutama akibat penciptaan melalui produksi dan penjualan output perusahaan.
Konsep dasar pendapatan pada dasarnya adalah suatu proses mengenai arus penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jangka waktu tertentu. The basic concept of revenue is that it is a flow process the creation of goods and services by an enterprises during specific internal of time. Konsep pendapatan sering dilihat melalui pengaruhnya terhadap ekuitas pemilik. Berbagai definisi yang timbul sering merupakan kombinasi konsep-konsep tersebut.
FASB SFAC No.6 memberikan pemahaman pendapatan adalah Revenues are inflow or other enhancemant of assets of an entity or settlements of it’s liability (or combination of both) from delivery or producing goods, rendering, services, or other activities that constitute the entity’s on going major or central operations.
Definisi di atas, menekankan pengertian pendapatan pada arus masuk penambahan lain atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya atau kombinasi keduanya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau kegiatan-kegiatan lain yang merupakan operasi inti.
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa ada dua penggolongan mengenai pendapatan, yaitu penggolongan secara luas dan secara sempit. Pendapatan secara luas menitikberatkan kepada keseluruhan kegiatan perusahaan yang menghasilkan kenaikan aktiva atau berkurangnya hutang dan dapat merubah modal pemiliknya. Keseluruhan kegiatan perusahaan itu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan lain di luar kegiatan utama.
Pemfokusan kegiatan perusahaan terhadap kegiatan utama yang berakibat kepada kenaikan aktiva atau pengurangan hutang dan yang dapat merubah modal tersebut pendapatan dalam arti sempit.

B.     KARAKTERISTIK PENDAPATAN

Pendapatan diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan. Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebur earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. The activity of earning process creates two effect, possitive stream (revenues and gains) and negative stream (expenses and loses).
Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba atau income dan rugi atau less. Pendapatan umumnya digolongkan atas pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan.
Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang ataupun jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan adalah hasil di luar kegiatan utama perusahaan yang sering disebut hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan ke dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan deviden.
Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan.

1.  Sumber pendapatan

Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi tidak semua cara tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan dapat berasal dari transaksi modal; laba dari penjualan aktiva yang bukan barang dagangan seperti aktiva tetap; surat berharga; ataupun penjualan anak atau cabang perusahaan; hadiah, sumbangan atau penemuan; revaluasi aktiva tetap; dan penjualan produk perusahaan. Dari semua transaksi di atas, hanya transaksi atas penjualan produk saja yang dapat dianggp sebagai sumber utama pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk utama perusahaan.

2. Produk dan kegiatan utama perusahaan

Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa. Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai macam produk atau baik berupa barang atau jasa atau keduanya yang sangat berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi perusahaan.
Terkadang, produk yang dihasilkan secara insidental bila dihubungkan dengan kegiatan utama perusahaan atau yang timbul tidak tetap, sering dipandang sebagai elemen pendapatan non operasi, maka pemberian pembatasan tentang epndapatan sangat perlu, untuk itu produk perusahaan harus diartikan meliputi seluruh jenis barang atau jasa yang disediakan atau diserahkan kepada konsumen tanpa memandang jumlah rupiah relatif tiap jenis produk tersebut atau sering tidaknya produk tersebut atau sering tidaknya produk tersebut dihasilkan.


3. Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan
Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan. Laba atau rugi yang terjadi baru akan diketahui setelah pendapatan dan beban dibandingkan. Setelah biaya yang dibebankan secara layak dibandingkan dengan pendapatan maka tampaklah jumlah rupiah laba atau pendapatan neto.


C.    KRITERIA PENGAKUAN PENDAPATAN
Pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Pengakuan itu termasuk penggambaran suatu item baikd alam kata-kata maupun dalam jumlahnya, dimana jumlah mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Empat kriteria mendasar yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui adalah :

1. Definsi item dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.
2. Item tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu karakteristik, sifat atau aspek yang dapat dikuantifikasi dan diukur.
3. Relevansi informasi mengenai item tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam pengambilan keputusan.
4. Reliabilitas informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar dapat diuji, dan netral.

Empat kriteria pengakuan di atas, diterapkan pada semua item yang akan diakui pada laporan keuangan. Namun SFAC No.5 menyatakan persyaratan yang lebih mengikat dalam hal pengakuan komponen laba dan pada pengakuan perubahan lainnya dalam aktiva atau kewajiban.

Sebagai tambahan pada empat kriteria pengakuan secara umum yang telah dijelaskan sebelumnya, pendapatan dan keuntungan umumnya diakui apabila :
1. Pendapatan dan keuntungan tersebut telah direalisasikan.
2. Pendapatan dan keuntungan tersebut telah dihasilkan karena sebagian besar dari proses untuk menghasilkan laba telah selesai.

Pendapatan direalisasikan ketika kas diterima untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan itu dapat direalisasikan ketiga klaim atas kas (misalnya, aktiva non kas seperti piutang usaha atau wesel tagih) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan ke dalam kas tertentu.
Kriteria ini juga dipenuhi jika produk tersebut adalah suatu komoditas, seperti emas, dimana ada pasar publik untuk jumlah tak terhingga, dan produk tersebut dapat dibeli dan dijual pada harga pasar yang telah diketahui.
Pendapatan dihasilkan ketika perusahaan secara mendasar menyelesaikan semua yang harus dilakukannya agar dikatakan menerima manfaat dari pendapatan yang terkait. Secara umum pendapatan diakui ketiga proses menghasilkan laba diselesaikan atau sebenarnya belum diselesaikan selama biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses menghasilkan laba dapat diestimasi secara tepat.



D.    PENGUKURAN DAN PENGAKUAN PENDAPATAN MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 23.
Kemampuan dari akuntansi memberi suatu informasi yang baik dapat dilihat dari kemampuannya untuk memberikan konsep pengakuan pendapatan dengan tepat sehingga membantu pemakai dalam mengambil keputusan.
Standar Akuntansi Keuangan NO.23 mendefinisikan pendapatan sebagai berikut :
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima perusahaan itu sendiri, di luar dari pernyataan di atas yang tidak memiliki manfaat ekonomi dalam peningkatan ekuitas bagi perusahaan dikeluarkan dari pendapatan.
Saat menentukan pendapatan diakui dapat ditinjau dari besar kemungkiman manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dapat diukur dan diprediksikan dengan normal.

1. Pengukuran pendapatan

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga. Nilai wajar disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah dimana kegiatan mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memakai dan berkeinginan untuk meakukan transaksi wajar, kemungkinan kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima.
Barang yang dijual atau jasa yang diberikan untuk diperkirakan atau barter dengan barang atau jasa yang tidak sama, maka pertukaran dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Tetapi bila barang atau jasa yang dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat dan nilai yang sama maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan.

2. Pengakuan pendapatan

Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan.

Masalah pengukuran dan pengakuan pendapatan

a. Masalah pengukuran pendapatan

Pengukuran akuntansi haruslah diarahkan ke penyajian informasi yang relevan untuk penggunaan yang ditetapkan. Pembatasan data yang tersedia dan ciri-ciri tertentu dari lingkungan membatasi keakuratan dan keterandalan pengukuran. Oleh sebab itu keterbatasan ini harus dikemukakan secara eksplisit dan dipertimbangkan dalam pengembangan prinsip serta prosedur akuntansi, karena kendala-kendala ini tidak dapat dibuang oleh lingkungan atau kurangnya alat pengukur memadai.
Nilai tukar produk atau jasa sebagai hasil penjualan perusahaan merupakan ukuran terbaik dan paling objektif bagi pendapatan. Penentuan satuan ukur untuk pendapatan secara umum dinyatakan dengan jumlah uang atau unit moneter. Penentuan ini menimbulkan masalah, oleh sebab itu adanya penurunan atau kenaikan daya beli umum sepanjang waktu.
Keterbatasan pengukuran pendapatan dapat timbul karena data akuntansi disajikan berdasarkan asumsi bahwa data itu relevan. Meramalkan pada masa yang akan datang pada umumnya tidak pasti, maka sulit menetapkan pengukuran yang relevan untuk tujuan ini.
Namun, ketidakmampuan untuk membuat pengukuran pendapatan yang terandal dan atribut khusus yang dianggap relevan dapat juga disebab oleh kurangnya teknik pengukuran yang terandal dan ketidakmampuan untuk menemukan prosedur pengukuran pendapatan yang menjelaskan secara layak atribut yang sedang diukur.

b. Masalah pengakuan pendapatan

Pada penjelasan sebelumnya konsep pendapatan hingga saat ini sulit dirumuskan oleh para ahli ekonomi maupun akuntansi, hal ini disebabkan pendapatan menyangkut prosedur tertentu, perubahan nilai tertentu dan waktu pendapatan harus dilaporkan.
Didalam definisi pendapatan sebagai produk perusahaan dalam mengukur dan melaporkan pendapatan masih menghadapi masalah. Suatu alternatif pengakuan pendapatan pada waktu penyelesaian kegiatan utama ekonomi adalah konsep pelaporan pendapatan berdasarkan kejadian kritis atau yang paling menentukan, dengan kata lain sebagian pendapatan diakui kemudian jika fungsi atau kegiatan ekonomi tambahan akan terjadi kemudian.
Sebaliknya bahwa nilai tambahan oleh perusahaan seharusnya dialokasikan beberapa titik waktu, bahkan jika pertambahan nilai oleh perusahaan dilaporkan pada satu titik waktu saja maka jumlah pendapatan yang ditunjukkan oleh pertambahan nilai karena faktor-faktor ekonomi lainnya harus dilaporkan pada satu titik waktu saja. Walaupun pendapatan yang ditunjukkan oleh pertambahan nilai karena faktor-faktor lainnya sesuah pengakuan utama. Inilah konsep nilai bersih yang dapat direalisasikan yaitu harga penjualan tunai akhir dikurangi biaya tambahan untuk memproduksi dan menjual.
Dari berbagai istilah dan penjelasan mengenai pengakuan pendapatan yang dijelaskan oleh para ahli dan pakar akuntansi terlihat dengan jelas bahwa hingga saat ini belum ada kesepakatan diantara para ahli berkaitan dengan masalah pengakuan pendapatan, hal ini mungkin saja disebabkan perbedaan geografis dan keadaan, serta praktek-praktek yang akan dihadapi di masing-masing daerah atau negara. Untuk itu bagi perusahan dalam menggunakan konsep pengakuan pendapatan memilih salah satunya dalam menggunakan konsep pengakuan pendapatan dan diharapkan diterapkan secara konsisten dalam perusahaan.


BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Teori tentang pendapatan menyangkut masalah definisi (pengertian) , karakteristik pendapatan, pengakuan dan masalah yang berhubungan dengan pendapatan itu sendiri. Pendapatan adalah produk perusahaan sebagai hasil dari upaya produktif. Pendapatan di ukur dengan jumlah rupiah aset baru yang diterima dari pelanggan.

B.      Saran
Sebagai pelajar kita tentunya harus terus mempelajari dan mencari pemecahan masalah yang berhubungan dengan pendapatan itu sendiri, karena sampai saat ini masih terjadi banyak silang pendapat mengenai masalah yang berhubungan dengan pendapatan itu sendiri baik dari segi pengertian, pengakuan, dan lain sebagainya.